Salah seorang teman yang pernah tinggal di Jepang berkata pada saya,
“Kalau Tokyo itu seperti Jakarta, Kyoto lebih seperti Yogya.” Saya pun
makin bersemangat merencanakan liburan ke Jepang, untuk merasakan dua
kota dengan atmosfer berbeda itu.
Ternyata, saya memang langsung
jatuh cinta dengan Kyoto, kota yang merupakan ibu kota kekaisaran Jepang
selama lebih dari seribu tahun, sebelum akhirnya berpindah ke Tokyo
(yang waktu itu masih bernama Edo).
Dari Tokyo ke Kyoto saya naik
kereta Shinkansen dan langsung melihat perbedaan dua kota tersebut.
Jumlah gedung tinggi di Kyoto tidak sebanyak di Tokyo. Masyarakatnya
juga terlihat lebih santai — mengayuh sepeda untuk pergi ke kantor atau
sekolah.
Apalah artinya ke Kyoto tanpa berkunjung ke
kuil-kuilnya. Andai punya waktu seminggu penuh pun tidak akan mampu
mengunjungi semua kuil di kota ini. Apalagi hanya beberapa hari, seperti
saya. Akhirnya, terpaksa saya harus memilih beberapa saja.
Salah
satu kuil yang berada di tengah kota bernama Higashi Honganji. Kuil ini
sangat dekat dari Stasiun Kyoto, bisa dicapai dengan berjalan kaki
selama 5-10 menit. Kuil yang dibangun atas perintah Shogun Tokugawa
Ieyasu pada tahun 1602 ini masih terlihat gagah. Memang semua kuil di
Jepang selalu terawat dengan baik, renovasi senantiasa dilakukan tanpa
mengurangi karakteristik aslinya.
Keesokan
harinya, menggunakan bus umum, saya mengunjungi sebuah kuil lain, yaitu
Kiyomizu-dera. Kuil ini ibaratnya objek wisata wajib yang dikunjungi
bila Anda berada di Kyoto. Setibanya di sana, memang terlihat betapa
populer kuil ini. Banyak rombongan karyawisata murid-murid sekolah SMP
maupun SMA, wisatawan domestik, maupun turis internasional seperti saya.
Seperti layaknya banyak kuil yang dibangun pada masa Heian,
Kiyomizu-dera juga memiliki warna dominan merah. Kuil yang dibangun pada
tahun 798 ini berada di puncak bukit. Dari bagian taman, saya bisa
menikmati pemandangan kota Kyoto. Saat itu udara cerah sehingga
pandangan hampir-hampir tak terhalang. Masuk ke kompleks kuil tidak
dipungut biaya, tiket hanya dipungut bagi mereka yang masuk ke bagian
dalam. Kebanyakan pengunjung adalah orang Jepang yang hendak berdoa.
Saya
tidak hanya menikmati pemandangan kompleks kuilnya, namun juga
perkampungan di sekitar kuil. Di gang-gang tersebut berderet para
penjual suvenir, makanan khas Jepang, jimat, serta kedai-kedai teh yang
masih menonjolkan aspek tradisi. Sungguh luar biasa negara maju yang
satu ini, tidak pernah melepaskan diri dari akarnya!
Kuil
lain yang menjadi favorit saya adalah Kinkakuji, sering juga disebut
Kuil Paviliun Emas. Bangunan utamanya terdiri dari tiga tingkat, dengan
dua tingkat teratas dilapisi emas murni. Selain bangunan yang dilapisi
emas, Paviliun Emas ini juga sangat menarik karena lokasinya di tepi
sebuah kolam buatan. Taman di sekelilingnya ditata sangat apik dengan
desain zaman Muromachi.
Masih “bersaudara” dengan Kinkakuji
adalah sebuah kuil bernama Ginkakuji. Bila Kinkakuji adalah Paviliun
Emas, Ginkakuji artinya Paviliun Perak. Sama seperti Kinkakuji,
Ginkakuji juga berdiri di tepi kolam dengan dikelilingi taman.
Pengunjung dapat mengelilingi kompleks kuil dengan mengikuti jalan
setapak tempat kami menikmati keindahan bangunan dan taman-tamannya.
Lokasi
lain yang sempat saya kunjungi adalah Istana Kekaisaran Kyoto. Bangunan
besar ini berada di tengah sebuah taman — mungkin lebih tepatnya hutan
buatan. Dari jalan raya saya harus berjalan melewati jalanan berkerikil.
Kompleks hutan istana ini tampaknya menjadi salah satu lokasi favorit
masyarakat setempat berlari, bersepeda, mengajak anjing jalan-jalan,
atau tempat bermain anak.
Salah satu hal yang sangat mengesankan
di Jepang adalah walaupun berada di kompleks yang sudah tua, semuanya
tertata rapi dan sangat bersih. Pengunjung sangat banyak, namun tidak
terlihat sampah berserakan. Selain itu, fasilitas umum sepeti toilet
juga sangat bersih dan modern.
Masih banyak tempat di Kyoto yang
sebenarnya ingin saya kunjungi, sayang waktu terbatas. Mungkin lain kali
ada kesempatan lagi mendatangi kota cantik di Lembah Yamashiro ini!
Kunjungi juga blog perjalanan Olenka di www.backpackology.me
Share your knowledge and get money for review artikel
Wednesday, May 8, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Gabung gratis dan dapat duit
Punya website/blog!!! Bergabung dengan kumpul blogger. Website / Bisa menghasilkan uang, jangan jadikan website anda tanpa menghasilkan. Bergabung segera, klik link dibawah ini untuk bergabung.
http://Kumpulblogger.com/signup.php?refid=92981
http://Kumpulblogger.com/signup.php?refid=92981
0 komentar:
Post a Comment